Kopi tidak baik untuk kesehatan. Rasanya anggapan ini sudah melekat di pikiran banyak orang. Namun, kopi sudah menjadi minuman tradisional di berbagai negara di dunia sejak berabad-abad lamanya. Apakah yang membuat nenek moyang kita memilih biji-bijian ini sebagai minuman? Dan mengapa generasi nenek moyang kita relatif lebih terhindar dari penyakit-penyakit degeneratif?
Tidak ada warisan leluhur yang benar-benar jelek dan merusak. Begitu pula dengan kopi. Keburukan yang diekspos selama ini telah menutup kebaikan yang dimiliki minuman harum ini. Kopi mengandung asam klorogenat (chlorogenic acid) yang bersifat antioksidan dan dapat mencegah diabetes. Asam klorogenat berperan dalam memperlambat pelepasan glukosa di aliran darah, sehingga kenaikan gula darah dapat terkontrol dan produksi insulin tidak berlebihan. Sebagai antioksidan, tentu Anda sudah hafal benar apa manfaatnya. Ya, antioksidan berfungsi untuk menangkal kanker dan memperlambat penuaan pada kulit. Tidak heran bukan kalau nenek moyang kita dulu tidak terlalu bermasalah dengan kulit dan penyakit kanker?
Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik untuk kesehatan. Ini yang harus Anda ingat dalam mengonsumsi makanan, termasuk untuk minum kopi. Dikutip dari resep.web, kafein yang didakwa menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke ternyata tidak terlalu bermakna jika dibandingkan rokok dan alkohol. Untuk mengganggu irama jantung dibutuhkan jumlah kafein yang setara 8 gelas kopi atau lebih dalam sehari. Sebagaimana pada teh, kafein juga dipercaya mampu menurunkan berat badan. Jika kafein pada teh masih dianggap baik, mengapa tidak pada kopi? Jangan khawatir, Anda boleh mengonsumsi kopi maksimal dua cangkir per hari (@125ml). Tentu saja tanpa whipping cream, float dan gula yang berlebihan.