Ini  bukan kisah di film ‘Twilight’. Dua bersaudara Simon, 13, dan George,  11 mengidap sindroma aneh dengan karakter mirip vampir.  Mereka memiliki  gigi taring tajam dan selalu berusaha menghindari  sinar matahari.  Seperti dikutip dari laman Daily Mail, dua bocah asal  Sudbury, Suffolk,  ini menderita kelainan genetik yang dalam istilah  medis dikenal sebagai  Hypohidrotic Ectodermal Displasia. Diperkirakan  hanya menimpa 7.000  orang di dunia.
Penyakit   ini menunjukkan ciri fisik yang mengkhawatirkan seperti kulit kepala   dan rambut tipis, sulit berkeringat dan gigi tumbuh tidak sempurna.   Lantaran sulit berkeringat, penderita cenderung mudah mengalami   hipertermia jika suhu di sekitar tak terkontrol. Di tengah penderitaan   itu, mereka harus menghadapi respons lingkungan sosial yang cenderung   mengucilkan. “Teman-teman bahkan memanggil aku dengan nama Edward Cullen   seperti karakter dalam film ‘Twilight’,” kata Simon. “Orang yang   melihat pasti menganggap kami mengerikan.”  Mandy,   45, sang ibu, berkata, “Mereka selalu menjadi pusat perhatian karena   penampilan fisiknya dan kulitnya yang pucat. Beberapa orang mengira   mereka menderita leukemia.” Ia menambahkan, “Setelah film Twilight   keluar, orang sepertinya senang menyebut keluarga kami, Cullen.”
 
Gejala penyakit itu sudah ditunjukkan Simon beberapa jam usai lahir. Tiba-tiba suhu tubuhnya menurun drastis. “Perawat mencoba menghangatkannya dengan sinar, tapi lengan dan wajahnya justru seperti melepuh,” kata Mandy yang tak menyangka putra keduanya memiliki kondisi serupa.
 Gejala penyakit itu sudah ditunjukkan Simon beberapa jam usai lahir. Tiba-tiba suhu tubuhnya menurun drastis. “Perawat mencoba menghangatkannya dengan sinar, tapi lengan dan wajahnya justru seperti melepuh,” kata Mandy yang tak menyangka putra keduanya memiliki kondisi serupa.
Penyakit   itu membuat Mandy belajar menangani kondisi dua putranya. Ia tak   memperkenankan dua putra berolahraga karena khawatir suhu tubuhnya   meningkat. Ini bahaya karena keduanya tak bisa mengeluarkan keringat.   Itulah mengapa dua bocah itu lebih banyak menghabiskan waktunya dengan   bermain video games di rumah.





